“Diantara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.” (Al Baqoroh : 21).
Al Quran telah sering kali memaparkan mengenai risalah suatu bangsa, yang merupakan bangsa paling tua di bumi yang penuh pertentangan dan masih menjadi penyakit hingga kini, yaitu bangsa Yahudi. Ketika Allah SWT hendak memaparkan kondisi bangsa-bangsa dan risalah ia tidak memaparkan ummat Nabi Nuh atau Syaits, karena ummat tersebut telah punah dan sikap-sikapnya pun biasa.
Dia cenderung memaparkan suatu bangsa yang telah dikutuk dan terus dikutuk, yaitu bangsa Yahudi yang telah menyalakan api fitnah dan masih terus menyalakannya sepanjang perkembangan hidupnya, Pada perang dunia pertama, perang dunia kedua dan mungkin akan menyalakan fitnahnya pada perang dunia ketiga. Ia merupakan kejahatan di mana pun berada dan menjadi bencana di mana pun didapati. Kadar kejahatannya di masa akhir seimbang dengan kadar kemuliannya di masa awal.
Baca juga : Penghargaan Islam terhadap akal...
Al Quranul Karim mengisyaratkan keutamaan bangsa ini, “Dan diberikanNya kepadamu apa yang belum pernah diberikanNya kepada seorang pun di antara ummat-ummat yang lain.” (Al Maidah : 20) Allah telah memberikan kelebihan berupa kenabian dan kerajaan kepada mereka.
“Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmatKu yang telah aku anugrahkan kepada kalian.” (Al Baqoroh : 40) Allah telah memberikan nikmat kepada mereka berupa asal-usul yang mulia dan garis keturunan yang mulia. Ayah mereka adalah Ya’kub AS, putra Ishaq AS, putra Ibrahim AS.
Allah telah memberikan nikmat kepada mereka berupa agama dan dunia, berupa agama dengan menurunkan kitab, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.” (Al Maidah : 44) sedangkan berupa dunia yaitu kerajaan dan kekuasaan, “Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmatKu yang telah aku anugrahkan kepada kalian dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kalian diatas segala ummat.” (Al Baqoroh : 47).
Allah menghendaki kebaikan untuk mereka jika mereka taat. “Dan penuhilah janji kalian kepadaKu niscaya Aku penuhi janjiKu kepada kalian.” (Al Baqoroh : 40) Kemudian Allah mengingatkan mereka kepada perjanjian umum ummat manusia. “Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, wahai bani Adam, supaya kalian tidak menyembah syetan? Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kalian, dan hendaklah kalian menyembahKu. Inilah jalan yang lurus.” (Yasin : 60-61).
Kemudian Allah mengingatkan mereka kepada perjanjian khusus ketika Allah mewasiatkan kepada mereka tanda-tanda kerasulan Nabi SAW, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (Al Baqoroh : 146).
Yahudi Nashuria berkata, “Demi Allah, aku sungguh mengenal Muhammad lebih dari mengenal anakku, karena aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh para wanita.” Meskipun demikian ia tetap berkata, “Apakah kenabian itu datang kepada seseorang di luar kalangan bani Israel? Ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin.”
Baca juga : Kalian adalah ummat terbaik...
Meskipun sesunggunya sifat-sifat Nabi telah disebutkan dalam taurat, namun mereka tetap juga ingkar, “Wahai bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku yaitu taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Ash Shaf : 6).
Hakikat ini merupakan perjanjian yang diambil Allah dari orang-orang Yahudi agar mereka memenuhi perjanjian itu, maka Allah akan menepati janjiNya kepada mereka. “Dan penuhilah janji kalian kepadaKu niscaya Aku penuhi janjiKu kepada kalian.” (Al Baqoroh : 40).