Pentingnya Ma'rifatullah...

Mungkin ada di kalangan kita yang bertanya kenapa pada saat ini kita masih perlu berbicara tentang Allah padahal kita sudah sering mendengar dan menyebut nama-Nya dan kita tahu bahawa Allah itu Tuhan kita.  Tidakkah itu sudah cukup untuk kita ?

Saudaraku, jangan sekali kita merasa sudah cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah karena semakin kita memahami dan mengenali-Nya kita merasa semakin dekat dengan-Nya.  Agar kita terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap Allah dan terhindar juga dari sikap-sikap yang salah terhadap Allah.

Ketika kita membicarakan tentang ma'rifatullah, kita berbicara tentang Rabb, Malik dan Ilah kita.  Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa.  Manakala Ilah pula mengandung arti yang dicintai, yang ditakuti dan juga sebagai sumber pengharapan. 

Dengan demikian maka jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih jauh memahami dan mengenal Allah adalah merupakan bagian terpenting di dalam hidup ini.  Bagaimanakah jalan atau metode yang harus kita lalui untuk mengenal Allah SWT dan apakah halangan-halangan yang senantiasa menghantui manusia dari mengenal dan berdampingan denganNya ?.


Mungkin boleh kita merujuk kepada satu riwayat yang bermaksud :  “Kenalilah dirimu niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu”.  Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan (ma'rifah) yang menciptakan diri yaitu Allah.  Karena  pada hakikatnya ma'rifah kepada Allah merupakan asas segala kehidupan rohani.

Setelah ma'rifah kepada Allah, akan membawa kita kepada ma'rifah kepada Nabi dan Rasul, ma'rifah kepada alam nyata dan alam ghaib dan ma'rifah kepada alam akhirat.


Keyakinan terhadap Allah SWT menjadi mantap apabila kita mempunyai dalil-dalil dan bukti yang jelas tentang kewujudan Allah lantas melahirkan pengesaan dalam mentauhidkan Allah secara mutlak.  Pengabdian diri kita hanya semata-mata kepada Allah saja.  Ini memberi arti kita menolak dan berusaha menghindarkan diri dari bahaya-bahaya disebabkan oleh syirik kepada-Nya.

Kita harus berusaha menempatkan kehidupan kita dibawah bayangan tauhid dengan cara kita memahami pemahaman dengan benar tanpa penyelewengan sesuai dengan manhaj salafussholeh.  Kita juga harus memahami empat bentuk tauhidullah yang menjadi misi ajaran Islam di dalam Al-Qur’an maupun sunnah yaitu tauhid asma wa sifat, tauhid rububiah, tauhid mulkiyah dan tauhid uluhiyah.  Dengan pemahaman ini kita akan termotivasi untuk melaksanakan sikap-sikap yang menjadi tuntutan utama dari setiap empat tauhid tersebut.

Baca juga : Tugas Rasul...

Kehidupan yang tenang adalah kehidupan yang bersandar pada kecintaannya kepada Yang Maha Pengasih.  Oleh karena itu kita harus mampu membedakan di antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selain-Nya serta menjadikan cinta kepada Allah mengatasi segala-galanya.  Apa yang menjadi tuntutan kepada kita ialah kita menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan kepada Allah, Rasul dan perjuangan secara minhaji.

Di dalam memahami dan mengenal Allah ini, kita seharusnya memahami bahawasanya Allah merupakan sumber ilmu dan pengetahuan.  Ilmu-ilmu yang Allah berikan itu adalah dua jalan yang membentuk dua fungsi yaitu sebagai pedoman hidup dan juga sebagai sarana hidup.

Ayat-ayat Allah adalah ayat-ayat qauliyah maupun kauniyah terbuka kepada siapa saja yang ingin membaca dan menelitinya, namun terdapat berbagai halangan. Halangan-halangan ini muncul dalam bentuk sifat-sifat pribadi yang berasal dari syahwat seperti nifak, takabbur, zalim, dusta dan sifat-sifat yang salah faham atau syubhat seperti jahil, ragu-ragu, menyimpang.  Kesemua ini akan mengakibatkan semakin meningkatnya kekufuran kepada Allah SWT.


Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER