Teratur dalam urusan (Munazhzhamun fi syuunihi)

Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.


Aplikasi dari munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1) Shalat sebagai penata waktunya;

2) Teratur di dalam rumah dan kerjanya;

3) Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya;

4) Disiplin dalam bekerja;

5) Memberitahukan gurunya problematika yang muncul


Kedisiplinan waktu adalah salah satu kunci sukses dalam pelaksanaan suatu hal. Kebanyakan orang saat ini kurang menghargai akan waktu yang dimilikinya. Banyak yang memiliki waktu luang dan hanya melewatkanya tanpa adanya suatu tindakan dan kegiatan yang bermanfaat. Ataukah malahan suatu kegiatan yang sungguh tidak bermanfaat. Jika seseorang bingung karena tidak adanya sesuatu yang akan dikerjakan, maka celakalah baginya. Karena, Rasulullah bersabda yang antara lain menjelaskan tentang urgensi mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.


Aspek kedisiplinan terhadap waktu memiliki banyak pengertian dan penjabaran. Namun dalam hal ini, dikhususkan terhadap kedisiplinan akan ketepatan waktu. Yaitu membudayakan tepat waktu. Kesadaran yang kurang akan ketepatan waktu inilah yang menjadi momok utama permasalahan efisiensi waktu dalam suatu acara. Bagi mereka yang banyak memiliki waktu luang, hal ini akan terkesan sederhana, permasalahan yang sesungguhnya adalah berawal dari diri pribadi orang itu sendiri.

Banyak contoh dari para pemimpin – pemimpin besar kita yang sangat peduli akan ketepatan waktu. Karena mereka memiliki agenda yang sungguh padat. Berbeda dengan mahasiswa yang notabene sibuk kuliah namun hanya pada periode tertentu. Kalau kita bandingkan agenda seorang mahasiswa dengan pimpinan suatu (saya contohkan) perusahaan besar, akan sangat terasa jauh berbeda. Setiap menit waktu dari pimpinan sangat berharga. Agenda yang super sibuk membuatnya harus pintar mengatur waktu dan mentaatinya dengan sedikit improvisasi jika tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Tapi minimal sudah ada dasar pijakan.

Jika satu saja, atau bahkan banyak dari bagian suatu kelomppok terlambat tanpa adanya izin, kemungkinan agenda pun akan mundur sesuai dengan kehadiran mereka yang terlambat. Dengan mundurnya agenda itu, cobalah anda bayangkan dalam satu kelompok yang heterogen, masing – masing anggota memiliki agendanya sendiri. Ada pula kemungkinan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki agenda lain setelah agenda dalam kelompok tersebut.


Kesadaran mutlak diperlukan. Dengan kesadaran itu akan memacu kreatifitas untuk selalu tepat waktu. Pengulangan suatu hal akan menjadikan pembiasaan terhadap seseorang. Dengan pengulangan yang rutin, pembiasaan yang berkelanjutan menghasilkan suatu budaya tepat waktu. Dan sesuatu yang sudah membudaya akan jadi motor penggeraknya. Ibarat budaya itu menyebabkan kereta berjalan pada relnya. Jika ada percabangan, dituntut improvisasi cabang mana yang akan dipilih dalam menyelesaikan masalah tertentu.

Ketepatan waktu itu berkaitan erat dengan loyalitas. Sedang loyalitas itu berlaku dua arah. Maksudnya disini, arah loyalitas adalah ke atas dan kebawah. Ke atas dengan menghormati dan kebawah dengan menghargai.


Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER