Penghargaan Islam kepada Akal...

Asas aqidah Islam, sebagaimana keseluruhan hukum-hukum syara’, adalah kitab Allah dan sunah RasulNya.

Kita harus paham bahwa keseluruhan dari aqidah ini mendapat pembenaran dari akal dan dikukuhkan oleh analisa yang benar. Oleh karena itu Allah memuliakan akal dengan menjadikannya sebagai salah satu syarat mukallaf (pemikul beban syariat). Islam menjadikannya sebagai faktor adanya taklif (kewajiban menjalankan agama) dan  memerintahkannya untuk selalu meneliti, menganalisa dan berpikir. 

Allah SWT berfriman. “Katakanlah, ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi, tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.’” (Yunus : 101).


“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?. Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rejeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.” (Qaaf : 6-11)


Pada saat yang sama Allah mencela mereka yang tidak berpikir dan tidak melihat (menganalisa).

Allah berfirman. “Dan banyak sekali tanda-tanda kekuasaan Allah di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dariNya.” (Yusuf : 105).

Allah juga menuntut kepada setiap penentang Islam agar mengeluarkan argumentasi, sehingga jelas mana yang benar dan mana yang batil. Ini sebagai satu penghargaan kepada argumentasi dan kemenangan akan hujah yang nyata,  tersebut dalam hadist bahwa bilal sedang adzan subuh, tiba-tiba dilihatnya Rasulullah menangis, lalu ia bertanya kepada beliau tentang apa yang menyebabkan beliau menangis. Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana engkau ini wahai bilal? Apa yang bisa menghalangiku menangis, sementara pada malam ini Allah menurunkan wahyu kepadaku, ‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.’ (Ali Imran : 190)

Baca juga : Hak Al-Quran...

Kemudian beliau bersabda, “Sungguh celaka bagi orang yang membacanya, tetapi tidak memikirkannya.’” (HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab At Tafakur).

Dari sinilah kita mengetahui bahwa Islam tidak menghalangi berpikir dan tidak memenjarakan akal, namun membimbingnya pada komitmen terhadap batas kemampuannya,menunjukkan kekerdilan ilmunya, dan menyuruhnya agar terus menambah pengetahuan, “Dan tidaklah kalian diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Al Isra : 85).

Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu pengetahuan kepadaku.” (Thaha : 114).


Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER