Ketika para pendahulu kita membawa dakwah kebenaran ke timur dan ke barat, sampai akhirnya dengan perjuangan mereka, Islam berjaya dan panji-pajinya dikibarkan, hal itu bukanlah lantaran banyaknya jumlah, kuatnya tekad, banyaknya harta, besarnya postur tubuh mereka atau karena mereka memiliki keistimewaan dalam ilmu pengetahuan tertentu yang tidak dimiliki orang lain, Rahasia kemenangan itu adalah karena mereka mempunyai keimanan mendalam yang merasuk hingga relung hati, mereka saling mencintai karena Allah, saling mengasihi berdasarkan ketaatan kepadaNya, serta bersatu padu di atas dakwah. Jadilah mereka ibarat benteng dari besi.
Nabi SAW, wafat, sedangkan jumlah sahabat beliau tidak lebih dari tujuh puluh ribu orang. Ilmu pengetahuan dan kreativitas mereka tidak lebih baik daripada musuh. Mereka berperang sementara pedang mereka dibungkus sobekan kain, karena tidak memiliki sarung yang terbuat dari besi atau kulit. Satu-satunya modal yang mereka punyai adalah bahwa mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu), ‘Berimanlah kalian kepada Tuhan kalian’, maka kamipun beriman.” (Ali Imran : 193).
Baca juga : Hak Al-Quran...
Mereka meyakini bahwa itu adalah kebaikan, sedangkan selainnya adalah keburukan. Ia adalah cahaya sedangkan selainnya adalah kegelapan. “Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang.” (Ibrahim : 1).
Kita percaya bahwa dimana ada orang-orang muslim, di situ ada kebaikan, sekalipun zaman dan manusia telah rusak; meskipun kebatilan dan pendukung-pendukungnya merajalela. Karena itu, hendaklah kita semua berpegang teguh kepada ajaran-ajaran agama dan sunnah nabi, pantulkanlah cahaya itu kepada diri kita, sehingga tidak ada yang keluar dari diri kita selain kebaikan dan kita tidak mengumpulkan disekililing kita selain hati yang penuh dengan cinta, kasih sayang, kelemah lembutan, kebaikan dan kemuliaan.
Ajaklah manusia kepada ketinggian dan kesempurnaan, tidak dengan ucapan saja, tetapi dengan perbuatan yang diridhai oleh Allah dan RasulNya, perbuatan yang sesuai dengan agama yang lurus dan sejarah yang agung. “Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah “ (Ali Imran :110).
Ajaklah manusia kepada ketinggian dan kesempurnaan, tidak dengan ucapan saja, tetapi dengan perbuatan yang diridhai oleh Allah dan RasulNya, perbuatan yang sesuai dengan agama yang lurus dan sejarah yang agung. “Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah “ (Ali Imran :110).
Hendaklah kita semua menjadi orang-orang yang mengasihi setiap muslim. Ajarkan kepada setiap muslim bagaimana mencintai, bertoleransi, mengabaikan perkara-perkara kecil, serta bagaimana menghindari prasangka buruk, perkataan yang melukai dan kedustaan yang tercela. Tutuplah celah-celah hati ini agar tidak dilalui dengan setan, jadikanlah kaum muslimin ibarat besi yang padat kuat dan padu.
Dekadensi moral dan kekacauan sosial yang muncul lantaran keberadaan imperialis di negeri ini serta lantaran tindakannya yang merusak moral, menghidupkan nafsu syahwat dan memikat orang-orang yang berpikiran tidak “Waras” agar memperhatikan urusan-urusan kecil supaya terpalingkan dari kebaikan dan kehidupan yang terhormat lagi mulia, telah merasuki masyarakat kita dalam gambaran sedemikian rupa yang tidak mungkin bisa dihadapi, kecuali dengan gerakan untuk berpegang teguh kepada agama, keteladanan yang baik, serta penyebaran cinta dan persaudaran di kalangan kaum muslimin.
Baca juga : Amalan harian yang dicintai Allah SWT...
Ketahuilah bahwa kondisi negara saat ini merupakan batu ujian bagi keteguhan rakyatnya, cobaan bagi kesatuannya dan ancaman bagi nasibnya. Itu semua menjadikan setiap warga berkewajiban untuk melupakan dirinya sendiri dan berkonsentrasi untuk satu agenda, yaitu memperbaiki diri, memberi petunjuk kepada orang lain dan bersiap siaga untuk menghadapi suatu hari kemenangannya yang mungkin sudah dekat. Jangan sampai terjerumus dalam arus rendah yaitu arus perselisihan yang menyesatkan dan hina.