Begini. Kalau kita sering minta-minta, otak bawah sadar akan merekam, "Aku tidak mampu dan pantas dikasihani."
Kemampuan kita akan melemah. Sayangnya, betapa banyak orang di sekitar kita yang bersikap begitu. Jangan-jangan Anda juga termasuk. Hm, ngarep-ngarep ditraktir, malu dikit napa? Ayo miliki mental kaya! Diberi, yah terima. Nggak diberi, jangan ngarep-ngarep, jangan minta-minta.
Nabi Muhammad sering diberi hadiah dan itu diterima oleh Nabi. Tapi, Nabi nggak pernah minta-minta. Harga diri pun terjaga.
"Sesiapa yang meminta sesuatu kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka ia telah memakan bara api," (HR Ahmad).
Traktir dong!
Minta dong!
Gratis dong!
Oleh-oleh dong!
Minta dong!
Gratis dong!
Oleh-oleh dong!
Baca juga : Nubuwat Nabi tentang Ghouta...
Pernah mendengar kalimat-kalimat itu? Sering kayaknya. Awal-awalnya cuma iseng, lama-lama jadi kebiasaan. Berurat-berakar. Ketika kemudian diingatkan, sudah tidak mempan lagi.
Misal kita perlu atau mau sesuatu, tapi nggak punya uang, terus gimana? Yah kerahkan tenaga. Umpama, Anda ingin ikut seminar, tapi nggak punya uang. Yah kerahkan tenaga. Dekati panitianya dan jadilah penjual tiketnya. Begitu terjual 5 atau 10 tiket, sepertinya Anda boleh masuk secara cuma-cuma.
Sekali lagi, kerahkan tenaga Anda, berikan jasa Anda. Bukan memelas apalagi memamerkan kemiskinan. Maaf, ini contoh saja. Agar Anda dan saya punya mental kaya. Nah, saat Anda memberikan jasa Anda, terjadilah muamalah yang setimpal. Harga diri pun terjaga.
Kembali soal mentraktir. Gimana dengan orang yang gemar mentraktir dan gemar melayani. Ini bagus sekali. Saya menyebutnya mental kaya.
Baca juga : Meredam cacian...
Betapa banyak orang di sekitar kita yang bersikap sebaliknya. Ngarep-ngarep ditraktir. Nggak heran, semakin nyungsep hidupnya.
Saran saya, setiap kali ada kesempatan, usahakan untuk mentraktir. Walaupun dia yang jadi atasan, walaupun dia yang lebih kaya. Lagi-lagi, ini soal mental kaya.
Percayalah, ini bukan soal uang. Zaman saya susah dulu, saya sudah terbiasa mentraktir. Apalagi sekarang, yang insya Allah nggak susah lagi. Pada akhirnya, mari biasakan diri kita untuk mentraktir. Sepertinya ini sepele, padahal tidak. Sama sekali tidak.