Kebahagiaan dan kesuksesan tidak identik dengan harta dan kekuasaan. Orang yang bergelimang harta belum tentu merasa bahagia dan sukses.
Sebaliknya, orang miskin, yang untuk makan setengah hari saja sering tidak ada, bisa jadi merasa cukup, merasa bahagia dan sukses, karena pandai menerima dan mensyukuri segala pemberian Allah.
Kebahagiaan sejati pada hakikatnya ada dalam lubuk hati. Hati yang tak pernah lalai mengingat Allah. Hati yang melangit, yang dipenuhi zikir kepada Allah. Hati yang tahu, hanya dengan mengingat Allah saja, dirinya menjadi tenang, tenteram dan damai.
Hati yang karena ketenangan dan kedamaiannya itu rela menunaikan sedekah.
Mulai dari senyum, infak, sampai zakat. Hati yang melakukan sedekah dengan tangan kanannya, tanpa diketahui oleh tangan kirinya.
Baca juga : Apakah kau orang kaya...
Hati yang memberi, tanpa diiringi perkataan yang menyakitkan bagi penerimanya.
Aa Gym menyatakan bahwa di dunia ini, kita ibarat seorang tukang parkir. Tukang parkir tidak akan menjadi sombong karena dititipi mobil, meski mobilnya bagus semua dan jumlahnya pun banyak. Sebaliknya, ketika mobil-mobil itu diambil oleh pemiliknya, ia juga tidak merasa kehilangan.
Ia tidak akan menangisi mobil-mobil yang diambil oleh pemiliknya, karena ia sadar bahwa ia hanya dititipi. Ia akan fokus pada tugas utamanya, yaitu menjaga keamanan kendaraan di area parkirnya.
Baca juga : Sombong...
Begitupun halnya kita, harta yang kita miliki sekarang ini, pada hakikatnya hanyalah titipan semata, maka jangan sampai harta titipan tersebut justru melalaikan kita untuk melakukan tugas utama kita, yaitu ibadah.
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.”