Bahagia bersama Allah SWT...

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah subhaanahu wata'ala. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk Nabi MuhammadShallallahu 'alaihi wasalam beserta keluarganya, para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti sunnahnya dengan baik dan benar sampai hari kiamat kelak. 

Hadirin, jamaah shalat jumat yang berbahagia, Sesungguhnya kebahagiaan setiap orang ditentukan oleh hatinya.Artinya, kondisi hatilah yang akanmenjadi kunci bahagia atau tidaknya seseorang. Jika hatinya sehat dan dipenuhi keimanan, maka bisa dipastikan dia akan merasa bahagia. Sebaliknya, jika hatinya sakit dan dipenuhi kekufuran, maka pasti ia tidak bahagia. Sayang sekali, banyak orang salah jalan, dan justru mencari kebahagiaan dengan cara memanjakan jasmaninya, dan bukan fokus pada membenahi hatinya. Padahal seharusnya dia hanya membutuhkan satu kunci kebahagiaan, yaitu kedekatannya dengan Allah subhaanahu wata'ala.Dan kedekatan itu hanya bisa dimulai dari hatinya.Oleh karena itulah Allah  berfirman:

 

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlahlah bahwa dengan berdzikir (mengingat-Ku) hati akan menjadi tenang.” (Qs. ar-Ro'du: 28)

Dengan berdzikir dan mengingat Allah kita akanmerasa dekat dengan-Nya, dan perasaan dekat itulah yang akan menjadikan hati kita tenang dan bahagia.Konsep inilah yang ditanamkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada sahabat tercintanya Abu Bakar ash-Shiddiq, saat puncak kecemasan menghampirinya ketika keduanya bersembunyi di dalam gua Tsur untuk menghindari kejaran orang-orang kafir Quraisy. Allah merekam percakapan mereka dalam firman-Nya:
                                                                                                                                                                                                                          
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا...
“Jika kalian tidak menolong Muhammad, maka sesungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir mengeluarkannya (dari Makkah), ketika ia menjadi orang kedua dari orang, ketika keduanya sedang berada di dalam gua, di waktu ia berkata kepada sahabatnya: “Janganlah sedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah-pun menurunkan ketenangan kepadanya dan menolongya dengan tentara yang tidak kalian lihat…” (Qs. at-Taubah: 40)

 
Ya, dengan menyadari bahwa Allah bersama kita, dekat dengan kita, maka puncak kecemasan hati akan lenyap oleh kebahagiaan yang datang.Oleh karena itulah, Allah memerintahkan kepada mereka yang terkena musibah untuk mengatakan:Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, yang artinya: "Sungguh kami milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali." Karena ketika kita ingat bahwa kita milik Allah, -Dzat yang menciptakan alam semesta dengan segala keagungan-Nya, yang berjanji untuk menolong dan menganugerahkan rahmat kepada hamba-hamba-Nya, yang Maha Kuasa atas semua makhluk yang diciptakan-Nya- maka tidak mungkin tersisa ketakutan, kecemasan dan kesedihan di dalam hati kita. Akan muncul dalam hati perasaan tenang dan terhibur untuk menggantikan kecemasan yang sebelumnya menyelimuti. 

Dalam konteks ini pula, ketika seorang muslim menghadapi musibah atau kesulitan hidup, Allah memerintahkan kepadanya untuk bersabar. Allah kemudian berjanji bahwa Ia akan membersamainya jika ia mampu bersabar dengan kondisi yang dihadapinya. Allah ingin menegaskan bahwa bersabar menghadapi cobaan adalah hal yang berat dilakukan, akan tetapi konpensasinya adalah ketenangan hati karena merasa dibersamai oleh Allah ta’ala.Allah berfirman:

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Bersabarlah kalian, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar”. (Qs. al-Anfal: 46) 


Oleh karena itulah, orang-orang yang paling merasa tenang dalam hidupnya adalah mereka yang mampu melewatkan waktu berkualitasnya bersama Allah.Disaat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya, para hamba sejati Allah bangun untuk bermunajat kepada Allah.Terasa tidak ada lagi jarak antara mereka dengan Allah, sehingga semua kegundahan hati dan kegalauan jiwa dapat disampaikan seraya memohon bimbingan dan taufik dari-Nya.Bahkan orang yang baru bertaubat atau mengenal Islam, akan sangat berbahagia jika mampu melakukannya. Ini karena ia merasa sangat dekat dengan Allah, setelah sebelumnya begitu jauh terlena dan tertipu dengan gemerlapnya dunia. Sungguh, kebahagiaan itu ketika kita semua dekat dengan kekasih hati kita, Allah yang Maha Pengasih dan Maha Mengasihi. 

Hadirin, Jamaah shalat jumat yang berbahagia, Kita semua menyadari bahwa Allah adalah Sang Pencipta yang paling mengetahui kebutuhan ciptaan-Nya. Dia tidak akan memerintahkan sesuatu kecuali karena hamba-Nya sangat membutuhkan hal itu. Sedangkan Dia sendiri sama sekali tidak membutuhkan apapun dari ibadah dan amalan kita. Maka dalam rangka memenuhi kebutuhan kita untuk dekat dengan Allah, Iamengingatkan kita untuk berdzikir agar senantiasa bersama-Nya. Bukan mengingat-Nya sesekali saja, atau pada saat kita merasa butuh saja, akan tapi selalu mengingat-Nya sepanjang waktu. Seperti Firman Allah subhanahu wata'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
“Wahai orang-orang yang beriman!Ingat-lah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” (QS.al-Ahzab:41)

Perintah untuk banyak berdzikir dan mengingat-Nya di pagi dan sore hari adalah isyarat agar kita selalu mengingat-Nya dalam kondisi apapun. Lalu apa manfaat dari selalu ingat Allah?Dengan mengingat-Nya kita akan selalu dalam kondisi sadar. Sadar bahwa kita adalah seorang hamba, sadar bahwa kita begitu lemah, sadar bahwa segala sesuatu tak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Maka dengan kesadaran itu hati kita akan merendah, khusyuk dan selalu tenang. Karena kita tidak bergantung kepada siapapun selain Allah subhanahu wata'ala.Selain itu, dengan selalu mengingat Allah akan menjaga hubungan kita dengan lingkungan sekitar. Karena pada dasarnya, setiap kesalahan yang kita lakukan muncul karena kita sedang melupakan-Nya. 

 
Tapi ingat, dzikir dan mengingat Allah bukan hanya kerja lisan saja.Makna dzikir yang sebenarnya adalah hadirnya hati yang selalu berhubungan dengan Allah.Allah subhanahu wata'alaberfirman:

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا
“Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinyatelah Kami Lalaikan dari mengingat Kami.” (QS.al-Kahfi:28)

Dzikir dengan lisan tidak selalu menunjukkan kehadiran hati untuk mengingat Allah.Karena dalam ayat ini Allah menekankan bahwa yang berdzikir dan yang lalai adalah hati, bukan lisan.Seorang yang lisannya berdzikir belum tentu hatinya mengingat Allah subhanahu wata'ala.Bisa saja lisannya tidak bergerak tapi hatinya selalu sadar dan ingat kepada-Nya.Lisan hanyalah pembantu agar hati dapat fokus untuk mengingat-Nya. Maka beruntunglah siapa yang sering mengingat Allah subhanahu wata'ala, karena Dia telah berjanji dalam firman-Nya,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu.”(Qs. al-Baqarah:152). 

Maka marilah kita senantiasa berusaha untuk dekat dengan Allah ta’ala dengan cara selalu mengingat dan berdzikir kepada-Nya. Mari kita hadirkan perasaan diawasi dan dibersamai Allah, sehingga amalan yang kita lakukan akan selalu bernilai kebaikan, dan agar ketenangan dan kebahagiaan selalu memenuhi setiap relung hati kita, dalam semua situasi dan kondisi. 

Oleh : Ust. Ahmad Sumiyanto,S.E, M.Si (Sekretaris Majelis Syuro, PW IKADI DIY)

 

Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER