Dakwah Islam adalah dakwah paripurna yang berlandaskan ilmu, amal dan perjuangan. Dakwah Islam tidak bisa menerima sebagian tanpa disertai sebagian yang lain. Seorang muslim harus mengetahui yang halal dan yang haram, berpegang teguh kepada kebenaran dan berjuang melawan para pembela kebatilan.
Seorang muslim adalah pelajar yang mempelajari agama, pelaksana yang mengamalkannya, sekaligus tentara yang berjihad. Seorang muslim tidak sempurna keislamannya kecuali bila ia mempunyai ketiga kriteria ini secara utuh.
Ketiga tahapan ini terlihat jelas dalam surat Ash Shaff, ketika Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Kutunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih? (yaitu) kalian beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan (memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (Ash Shaff : 10-12).
Baca juga : Seperti apakah Rasulullah itu...?
Dalam ayat ini, terdapat isyarat tentang ilmu, amal dan jihad. Isyarat tentang ilmu adalah dalam firman Allah SWT, “Jika kamu mengetahui.” Isyarat tentang amal terdapat dalam “(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya...” Karena iman itu tidak sempurna kecuali jika disertai dengan amal, sedangkan isyarat tentang jihad terdapat dalam firmanNya, “...dan (kamu) berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.”
Ketiga tahapan ini merupakan komponen yang membentuk dakwah Nabi SAW, sehingga membawa kepada kemenangan di dunia serta kebahagiaan di akhirat. “Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, dan (memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan ada lagi karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Ash Shaff : 12-13).
Diantara perasaan-perasaan hati, ada yang tidak bisa digambarkan dengan ungkapan lisan. Nikmat kecintaan dan persaudaraan karena Allah, mengandung makna spiritual yang buahnya tidak bisa dirasakan selain oleh mereka yang terlibat di dalamnya. Persaudaraan, selain merupakan kenikmatan di dunia, juga merupakan keselamatan di akhirat. Cinta adalah kelezatan, buah dan faedah, yang tidak bisa diketahui kecuali oleh siapa yang pernah merasakannya secara sungguh-sungguh dan benar. Kita memohon kepada Allah SWT, agar Dia menyatukan kita di atas landasan kecintaan dan persatuan karenaNya, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
Dakwah itu mempunyai beberapa tahapan, Dakwah para Ulama dan Dakwah para Murobbi, Masing-masing tahapan merupakan sarana untuk mencapai tahapan berikutnya. Tidak mungkin sampai kepada dakwah para murobbi kecuali bila telah menyempurnakan tahapan dakwah para ulama. Dakwah para ulama secara ringkas bisa dikatakan sebagai dakwah yang berisi penjelasan. Sebagaimana Allah SWT firmankan, “Maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan.” (Ali Imran : 20)
Baca juga : Konsekuensi syahadat kedua...
“Agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang diturunkan kepada mereka.” (An Nahl : 44) “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepada kepadamu dari Tuhanmu .” (Al Maidah : 67) “Supaya dengannya aku (Muhammad) memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang Al Quran sampai kepadanya.” (Al An’am : 19).
Para ulama menjelaskan kepada ummat manusia hal-hal yang berkaitan dengan halal, haram, benar dan salah.
Sedangkan substansi dakwah para murobbi adalah meyakinkan manusia agar mereka mau menerima perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.