Keterpaduan Da'i dan Da'iyah...

Hukum amal dakwah adalah wajib syarii, tidak gugur selagi tidak ada pemerintahan yang bertanggungjawab dalam mempraktekkan dan mempertahankan Islam, bahkan setelah adanya pemerintahan Islam pun dakwah masih wajib guna mempertahankan negara Islam. 

Adapun status kewajibannya adalah Fardu `ain, bukan kifayah. Karena itu seorang mukmin wajib melakukannya, jika tidak melakukannya akan berdosa, baik laki-laki maupun perempuan.

Seperti yang disebutkan dalam firman Allah : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (At-taubah : 71) 

Dapat dilihat keterpaduan kerjasama antara lelaki dan perempuan dalam melakukan amal dakwah ke arah Islam dan penerapan hukum-hukumnya. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa wanita Islam mempunyai peranan istimewa dan memiliki kewajiban melakukan amal dakwah seperti halnya laki-laki.


Bahkan dalam satu sisi peranan perempuan dapat  mengungguli peran laki-laki, terutama dalam bidang yang didominasi oleh kaum wanita. Ini karena kaum perempuan mempunyai beberapa keistimewaan tersendiri dari sudut kesediaan, kemampuan, sifat-sifat keperibadian, kejiwaan dan perasaan yang berbeda daripada kaum lelaki.

Apalagi kalau kita lihat kondisi saat ini menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam dakwah dan kerja-kerja kemasyarakatan amat penting, kerana perempuan adalah salah satu dari sumber kekuatan Islam.

Ummu ‘Atiyyah al-Ansariyyah umpamanya menjadikan rumahnya markaz dakwah dan menimba ilmu. Beliau begitu terkenal kerana keaktifannya di dalam memberi nasihat dan menyampaikan ajaran Islam di kalangan berbagai kabilah pada zaman Nabi s.a.w. Baliau pernah disiksa dan dipenjarakan.



Namun semangatnya tidak patah. Menurut Zainab al-Ghazali di dalam bukunya yang berjudul Ila Ibnati, keadaan umat masa kini sangat memerlukan kaum wanita memainkan peranan yang aktif di dalam dakwah. Ini disebabkan penjajah Barat mengeksploitasi wanita di dalam menabur benih-benih kejahatan dan keruntuhan nilai-nilai akhlak dan kemanusiaan.

Perempuan Islam yang kurang agamanya serta sedikit ilmunya akan terus menjadi alat propaganda syaitan di dalam menyebarkan kemungkaran melalui media massa, baik media cetak maupun media elektronik.

Menurut penelitian beliau, perempuan adalah orang yang memiliki peranan penting dalam menjalankan operasi dakwah di kalangan yang sejenis dengan mereka. Karena mereka lebih memahami tabiat, kedudukan dan permasalahan yang dihadapi oleh kaum mereka.

Baca juga : Taubat...

Dengan itu mereka lebih berupaya masuk kedalam hati mad’u dengan pendekatan yang sesuai dan lebih serasi dengan fitrah mereka. Dan dakwah tidak terbatas pada menyampaikan ceramah di masjid-masjid, memberi tazkirah di dalam liqa’at mingguan atau majlis-majlis ta’lim, namun dakwah yang mencakup pada usaha membentuk tingkah laku dan gaya hidup seseorang; membentuk manusia yang memiliki akhlak mulia, tutur kata yang baik, kasih sayang yang mendalam, persaudaraan yang jujur, kegigihan dalam bekerja, sabar ketika bencana, teguh dan setia menanggung suka dan derita. 

Karena itu medan dakwah cukup luas, setiap orang bisa bahkan wajib memainkan peranan dalam berbagai medan dakwah, berusaha untuk bisa menyesuaikan diri, meningkatkan kemampuan, kesesuaian masa, tempat, kapasitas dan kemampuan yang dimiliki untuk kerja-kerja dakwah. Dan untuk menjadi da’i yang mumpuni, maka harus memiliki bekal yang memadai baik aqidah, ibadah, akhlak dan ilmu serta jihad dan hijrah, sehingga dengan bekal itu dapat menjadi penuntun dan penunjang kelancaran dan keberhasilan dakwah.

 

Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER