3 Hal yang harus dihindari...

Diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya beliau pernah bersabda: "Barang siapa bangun di pagi hari kemudian mengadukan kesulitannya kepada sesama (mahkluk/manusia), maka seolah-olah ia mengadukan Tuhannya (karena tidak rela dengan apa yang diterimanya). Dan barang siapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya di waktu pagi, maka dia pagi-pagi telah membenci Allah. Dan barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya.".

Itulah tiga hal yang seharusnya dihindarkan oleh setiap muslim. Mengingat ketiga hal tersebut memiliki dampak buruk kepada hubungan manusia dengan Allah swt.

Pertama, hindarkanlah kebiasaan mengeluh kepada sesama akan kondisi yang ada. Karena hal itu sama artinya dengan menggugat takdir Allah SWT yang ditetapkan bagi seorang hamba. 

Mengeluh dan meratapi nasib yang diderita sama artinya dengan merasa tidak puas akan pemberian Allah swt. Ketidak puasan itu adalah manusiawi, tetapi hendaknya langsung saja diratapkan dalam doa kepada-Nya janganlah diadukan kepada sesama.


Sebagaimana do’a Nabi Musa yang dipanjatkan kepada Allah swt tatkala beliau melewati lautan bersama kaumnya:

"Ya Allah segala puji bagi-Mu. Kepada Engkaulah aku mengadu dan hanya Engkau yang bisa memberi pertolongan. Tiada daya dan upaya, serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung." 

Kedua, hindarkanlah perasaan sedih dengan kondisi yang ada dipagi hari. Karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridha dengan apa yang diberikan Allah kepada kita. Kedua larangan ini adalah bukti ketidak sabaran seorang hamba akan nasibnya. Sesungguhnya orang yang sabar tidak akan menggerutu apalagi mengadukan nasibnya kepada sesama.


Kedua hal di atas pada hakikatnya menunjukkan betapa seseorang hamba tidak lagi bersabar. Karena sejatinya sabar adalah tahan menelan barang pahit tanpa cemberut. Oleh karena itu, ketika di pagi hari kita telah menggerutu akan keadaan nasib kita, berarti kita bukan lagi orang yang sabar. Apalagi hingga mengadukan nasib kita kepada sesama manusia dengan mengeluhkan keberadaan dan keadaan yang kita alami. 

Ketiga, barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya. Poin ketiga dan terkahir ini dapat dimaknai sebagai larangan Rasulullah saw akan adanya perasaan pengharapan yang tinggi kepada sesama. Karena pengharapan itu hanya boleh disandarkan kepada Allah swt saja.

Sedangkan pada sisi lain juga menunjukkan larangan pengagungan sesama manusia, apalagi pengagungan itu dilatar belakangi kepimilikan harta, sungguh hal itu pasti akan berimbas pada penghinaan ilmu dan kemaslahatan. Bukankah ini telah menjadi fenomena di sekitar kita saat ini? Di mana orang-orang yang memiliki harta dapat menguasai berbagai jejaring bahkan dapat menentukan arah ilmu keduniawaian.

Jika demikian adanya berbagai larangan, lantas apakah hal yang diperbolehkan untuk kita dalam menilai lebih sesama manusia? Islam hanya memberikan pemahaman kepada umatnya agar saling menghargai dan memuliakan manusia dikarenakan dua hal.


Yang pertama adalah karena ilmunya, dan yang kedua adalah karena kebaikannya. Selebihnya tidak ada. Jadi siapapun yang memuliakan manusia dengan berbagai alasan sesungguhnya orang itu telah terjerembab kepada lubang kecil yang jika dibiarkan akan menenggelamkan diri pada lumpur ketamakan.

Setiap muslim harus berada dalam tiga keadaan yaitu, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah dan rela akan qadha dan qadar (ketetapan) Allah.


Luar biasanya Al-Quran...

Membaca Al Quran tidak akan mengurangi waktumu. Justru sebaliknya, ia akan menambah waktumu. Secara hitungan matematika dunia, me...

ARTIKEL POPULER