Dalam materi yang saya
sampaikan kali ini pasti yang paling senang adalah anak-anak kita. Yakni
tentang hujan-hujanan....
Karena ini bukan sekadar
sebuah kesenangan bermain dengan rintik dari langit yang memang sangat
menyenangkan. Juga bukan sekadar penelitian ilmiah tentang manfaat hujan.
Hal ‘sepele’
ini perlu dibahas karena anak-anak pasti senang hujan-hujanan Sementara para
orangtua hari ini cenderung berkata: jangan, nanti sakit, nanti masuk angin,
nanti demam, nanti pilek, dst...
Dengarkan kisah Anas bin
Malik radhiallahu anhu berikut ini:
Anas berkata: Kami bersama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kehujanan. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam menyingkap pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya: "Ya
Rasulullah, mengapa kau lakukan ini?". Beliau menjawab, “Karena
ia baru saja datang dari Tuhan ta’ala.”
(HR. Muslim)
Baca juga : 30 tahun kemudian...
An Nawawi menjelaskan hadits ini, “Maknanya bahwa hujan adalah rahmat, ia baru saja diciptakan Allah ta’ala. Maka kita ambil keberkahannya. Hadits ini juga menjadi dalil bagi pernyataan sahabat-sahabat , bahwa dianjurkan saat hujan pertama untuk menyingkap (yang bukan aurat), agar terkena hujan.” (Al Minhaj)
Ibnu Rajab dalam Fathul Bari
menyebutkan bahwa para sahabat Nabi sengaja hujan-hujanan seperti Utsman bin
Affan. Demikian juga Abdullah bin Abbas, jika hujan turun dia berkata: "Wahai
Ikrimah keluarkan pelana, keluarkan ini, keluarkan itu agar terkena hujan."
Ibnu Rajab juga menyebutkan
bahwa Ali bin Abi Thalib jika sedang hujan, beliau keluar untuk hujan-hujanan.
Jika hujan mengenai kepalanya, dia mengusapkan ke seluruh kepala, wajah dan
badan kemudian berkata: "Keberkahan turun dari langit yang belum tersentuh
tangan juga bejana"
Abul Abbas Al Qurthubi juga
menjelaskan, “Ini yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk
mencari keberkahan dengan hujan dan mencari obat. Karena Allah ta’ala
telah menamainya rahmat, diberkahi, suci, sebab kehidupan dan menjauhkan dari
hukuman. Diambil dari hadits: penghormatan terhadap hujan dan tidak boleh
merendahkannya.” (Al Mufhim)
Bahkan para ulama; Al Bukhari
dalam Shahihnya dan Al Adab Al Mufrod, Muslim dalam Shahihnya, Ibnu Abi Syaibah
dalam Mushonnafnya, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Baihaqi dalam As Sunan Al
Kubro. Semuanya menuliskan bab khusus dalam kitab-kitab hadits mereka tentang
anjuran hujan-hujanan.
Semoga tidak ada yang sangsi?
Bahwa hujan-hujanan dianjurkan. Bahkan kita menuduh hujan yang berkah sebagai
sumber malapetaka.
Kita sebagai orangtua tentu
bisa mengamati kebugaran anak kita hari itu. Saat hujan turun. Kalau mereka
tidak terlalu bugar kita bisa melarangnya. Tetapi kalau mereka sedang sehat dan
bugar, mengapa kita larang. Tak usah khawatir.
Baca juga : Amalan apa yang kita lakukan di hari Tasyrik...
Hujan adalah keberkahan. Adalah kesucian. Hujan adalah pengirim ketenangan. Hujan bahkan penghilang kotornya gangguan syetan. Selesai hujan-hujanan, silakan disuruh mandi, mengguyur kepalanya, minum madu, habbatus sauda’ dan lainnya. Agar kekhawatiran itu pergi. Dan keberkahan lah yang telah mengguyur kepala dan sekujur badan mereka.